E22: reisya zulfa syahida

 

Nasionalisme Digital: Peran Mahasiswa di Era Digital

 

Abstrak

Di era teknologi yang serba cepat, cara kita menunjukkan cinta tanah air juga ikut berubah. Nasionalisme digital hadir sebagai bentuk baru dalam mengekspresikan kebangsaan. Mahasiswa punya peran penting di sini apalagi dengan peran mahasiswa yang bisa jadi agen perubahan, karena mereka bisa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai positif, melawan hoaks, dan menguatkan rasa persatuan lewat dunia maya.

Kata kunci:

Nasionalisme, mahasiswa, era digital, literasi informasi, kebangsaan

Pendahuluan

Sekarang, nasionalisme nggak cuma ditunjukkan lewat upacara bendera atau film Sejarah saja. Dengan adanya media sosial, rasa cinta tanah air juga bisa diwujudkan lewat dunia digital. Inilah yang disebut nasionalisme digital—cara baru untuk memperkuat rasa kebangsaan dengan gaya yang lebih modern.

Mahasiswa jadi salah satu kelompok yang punya peran besar. Selain melek teknologi, mereka juga bisa memengaruhi opini banyak orang lewat konten dan aktivitas online. Di sinilah muncul cara baru untuk memperkuat rasa kebangsaan, meskipun banyak juga tantangan yang datang.

Permasalahan

Beberapa masalah yang sering muncul di dunia digital antara lain:

1. Banjir informasi dan hoaks – Susah membedakan antara berita asli atau palsu.

2. Erosi identitas bangsa – Budaya luar yang masuk tanpa filter bisa bikin kita lupa budaya sendiri.

3. Kurangnya literasi digital – Banyak yang belum tahu cara menyaring informasi dengan benar.

4. Minim konten kebangsaan – Media sosial lebih ramai dengan hiburan, konten tentang kebangsaan masih jarang.

Pembahasan

1. Apa itu Nasionalisme Digital?

Nasionalisme digital adalah bentuk cinta tanah air yang ditunjukkan lewat media online. Caranya bisa macam-macam, misalnya: Membuat konten tentang keindahan alam atau budaya Indonesia, Mendukung produk lokal lewat kampanye digital. Membagikan informasi positif dan melawan hoaks di media sosial.

Jadi, nasionalisme nggak melulu soal seremoni, tapi juga bisa lewat aktivitas kreatif di dunia maya.

2. Peran Mahasiswa

·       Literasi Informasi – Mahasiswa harus bisa kritis, nggak gampang percaya sama semua berita.

·       Membuat Konten Positif –dengan caramembuat postingan tentang sejarah, budaya, atau hal-hal yang membangun kebersamaan.

·       Etika Bermedia Sosial – Gunakan media sosial dengan bijak, hindari ujaran kebencian, dan sebarkan hal-hal baik.

3. Tantangan

  1. Mahasiswa harus bisa menghadapi derasnya arus informasi, membedakan mana berita benar atau palsu, dan tetap menjaga sikap positif di media sosial. agar tidak terjebak dalam konten negatif atau menyebarkan kebencian. Mahasiswa harus jadi contoh yang baik, bisa mempraktikkan nasionalisme digital yang modern dan menyebarkan hal-hal positif di dunia maya.

4. Peluang

·       Konten Edukasi Kebangsaan – membuat konten yang mengedukasi Masyarakat soal nilai Pancasila, sejarah, atau budaya Indonesia.

·       Diplomasi Budaya – Perkenalkan budaya Indonesia ke dunia lewat media sosial.

·       Gerakan Literasi Digital – Mengajak teman-teman kampus lebih cerdas dalam menggunakan internet, misalnya lewat seminar atau workshop.

Kesimpulan

Nasionalisme digital adalah bentuk cinta tanah air yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yaitu melalui media sosial. Mahasiswa punya peran penting dalam menjaga persatuan bangsa lewat dunia maya dengan cara menyebarkan hal-hal positif, melawan hoaks, dan memperkenalkan budaya Indonesia.

Saran

1. Mahasiswa perlu meningkatkan literasi digital supaya lebih bijak menyaring informasi.

2. Kampus sebaiknya memberi dukungan agar mahasiswa bisa berkarya lewat konten kebangsaan.

3. Gunakan media sosial dengan bijak, selalu utamakan persatuan dan nilai kebangsaan.

Daftar pustaka

·       Kealen. (2017). Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. Yogyakarta: paradigma

·       Kemendikbud. (2020). Penguatan pendidikan karakter di era digital. Jakarta: kemendikbud.

·       Nasrullah, R. (2021). Media sosial, budaya, dan politik di era digital. Jakarta: kencana.

·       https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita/article/view/4155

·       https://journal.bengkuluinstitute.com/index.php/JURIP/article/view/1425


 


 

 

 

Komentar

Postingan Populer